Kyle meninggalkan Naya dan yang lain menuju ke dalam hutan dengan kesal. Fedy mencoba menghentikan Kyle masuk lebih jauh kehutan namun ia tidak bisa menghentikan Kyle
“Kyle, tenanglah kau harus tenangkan dirimu. Lebih baik kau kembali ke tendamu dari pada menerobos hutan seperti ini” ujar Fedy
“Diamlah! Jangan mengajakku bicara, aku tidak berguna, seharusnya aku dulu belajar berenang,” ucap Kyle kesal.
“Siapa suruh kau tidak mau, padahal aku kan sudah bilang tidak apa-apa” ucap Fedy
“Kau bilang tidak apa-apa,,?.. Kau membawaku ke sungai Amazon untuk latihan berenang, terus saat ke tempat terjadi kecelakaan yang menewaskan puluhan orang kau menyuruhku menyelam di sungai itu.. trauma aku” ucap Kyle
“Hahaha… kan di rumahmu ada kolam gimana sih” ucap Fedy
“Itu kolam ikan Fedy” bentak Kyle
“Sudahlah stres aku lama-lama bicara sama kau” ucap Kyle
“Kalau orang lain yang lihat pasti udah dikira gila kau soalnya mereka gak lihat aku” ucap Fedy
Disaat Fedy dan Kyle beradu argumen, suara cekikikan terdengar dari atas pohon dan mengganggu telinga Kyle
“Woi… ngapain kau cekikikan.. kau pikir suara kau bagus apa, berapa tahun kau gak keramas lihat tu rambutmu lepek semua, tu baju juga gak pernah ke laundry apa, bisanya jahit baju tapi cuci kagak” ucap Kyle
“Ini nih semasa hidup gak pernah nyuci baju, yang nyuciin bajunya selalu ibunya gak guna jadi anak” ucap Fedy
“Hiks… udah bang, jangan di terusin, pas aku lahir ibuku udah gak ada bang dia nikah ama laki-laki lain terus ninggalin aku di panti asuhan hiks” ucap Kuntilanak itu
“Kasian kali kau mbak.. yaudah mbak duduk bawah sini kita bebincang sambil liat pemandangan hutan ini” ucap Kyle
“Seandainya aku punya adek macam kau, gak bakalan aku bunuh diri” ucap Kuntilanak itu
Mereka bertiga pun duduk bersandar di bawah pohon sambil mendengar cerita kehidupan dari kuntilanak tersebut. Tak terasa, hari sudah petang Naya yang tidak melihat Kyle masuk ke hutan untuk mencari Kyle.
Melihat Naya sedang mencari Kyle, Fedy memberikan sebuah petunjuk yang hanya dimengerti Naya. Naya pun mengikuti arahan tersebut hingga ia melihat Kyle yang tertidur pulas di bawah pohon.
“Sudah lama aku tidak melihatnya tertidur seperti ini” gumam Naya sambil memperhatikan Kyle yang tertidur
Tak lama, Kyle terbangun dari tidurnya dan terkejut ketika melihat Naya ada di hadapannya.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Kyle
“Aku mencarimu” balas Naya
“Untuk apa mencariku? pergi saja sama teman-temanmu jangan terlalu memperdulikan ku ” ucap Kyle
“Memangnya kenapa kalau aku peduli padamu? aku itu adikmu dan kau itu kakakku kalau kau kenapa-kenapa bagaimana” ucap Naya
“Kau itu bodoh atau pura-pura bodoh sih, ya kali aku dalam bahaya. Yang bisa dalam bahaya itu kamu. Sudah, kau kembali ke tenda saja jangan masuk ke hutan lagi” ucap Kyle
“Pokoknya kamu ikut juga, kalau kamu gak pergi aku bakal tinggal disini” ucap Naya
“Bawel ah.. udah sana, aku juga gak sendiri disini” ucap Kyle
“Gak bosen apa sama si Fedy mulu” ucap Naya
“Si Fedy ngambek lo kamu ngomong gitu” ucap Kyle
“Dia denger ya? kirain dia gak ada disini” ucap Naya
“Udah balik sono udah sore bentar lagi malem” ucap Kyle
“Pokoknya kamu juga harus ikut” ucap Naya menggoncang lengan Kyle
“Iya bawel, aku ikut” ucap Kyle lalu bangkit dari duduknya
“Nah, gitu dong” ucap Naya memeluk lengan Kyle
“Punya adek manja banget” ucap Fedy
“Kamu dikatain manja tuh sama si Fedy” ucap Kyle
“Biarin, daripada dia gak ada yang manja-manja” ucap Naya
“Bang, manjain adek dong bang” ucap kuntilanak tadi ke Fedy
Mendengar itu, Kyle tertawa terbahak-bahak di sepanjang jalan karena ulah Kuntilanak itu yang terus menggoda Fedy. Kyle menceritakan hal itu kepada Naya, Bukannya takut, Naya malah ikut tertawa bersama Kyle.
Sesampainya di area perkemahan, Kyle melepaskan pelukan Naya lalu berjalan ke arah tenda miliknya. Sesampainya di tenda, Devan dan teman-temannya datang menghampiri Kyle.
“Kyle.. aku minta maaf aku gak tahu kalau..” ucapan Devan terputus ketika Kyle langsung angkat bicara
“Jangan dipikirin.. itu tidak penting.. dan lagi makasih..” ucap Kyle
“Makasih untuk apa?” tanya Devan
“Karena kamu udah nyelamatin Naya tadi” ucap Kyle
“Tenang aja aku bakalan jagain Naya kok” ucap Devan terus terang
“Hah… aku tahu ya kau suka Naya.. jangan dekat-dekat lagi habis kau” ucap Kyle dengan ketus
“Ketus amat calon kakak ipar” ucap Devan
“Dasar belagu.. emang aku restuin kalian” ucap Kyle yang baru saja memukul kepala Devan
“Sakit tahu..” ucap Devan memegang kepalanya yang baru saja di pukul oleh Kyle
“Sudahlah kalian berdua.. Iya Kyle.. kamu beneran bisa ngelihat hantu” Tanya Leon penasaran
“Emang kenapa? mau aku panggilin?” ucap Kyle sambil memakan snack yang dia ambil dari dalam tasnya
“Emang kamu bisa?” tanya Nolan serius
“Bisa lah.. udah sana pergi aku mau nutup tenda” ucap Kyle sambil menutup pintu tendanya
“Susah banget bicara sama dia” ucap Devan
“Siapa suruh kau sering gangguin dia” ucap Nolan
“Sudahlah balik ke tenda aja” ucap Leon
Setelah Kyle menutup resleting tendanya, Devan dan kedua temannya pergi dari sana dan berjalan kembali ke tendanya. Di dalam tenda, Kyle membuka Handphone miliknya dan bermain game sambil memakan snack yang dia bawa.
Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul delapan seseorang memanggil nama Kyle dari luar jendela. Kyle membuka pintu tendanya dan mendapati Naya sedang berdiri di luar tenda.
“Ngapain kemari?” tanya Kyle keluar dari tenda.
“Makanan udah siap tuh.. kamu ikut juga pak guru nyuruh aku manggil kamu” ucap Naya
“Aku dah kenyang” ucap Kyle
“Yaudah deh.. padahal aku udah capek-capek masak” ucap Naya dengan nada sedih
“Yaudah deh aku ikut” ucap Kyle yang tidak ingin adiknya sedih
“Benarkah?.. kalau begitu ayo” ucap Naya menarik tangan Kyle ke tempat makan.
Sesampainya di sana, semua teman kelasnya sudah duduk bersimpuh. Naya menyuruh Kyle untuk duduk namun Kyle bingung ingin duduk di mana. Saat Kyle sedang bingung, Devan langsung menarik Kyle untuk duduk bersama mereka.
“Ngapain kau tarik-tarik.. sok akrab aja” ucap Kyle
“Serah kau lah” ucap Devan.
Tak lama, Pak Jared menyampaikan beberapa kalimat lalu mereka pun menyantap makanan yang ada di depan mereka. Kyle mengambil sesendok nasi dan beberapa ikan bakar di depannya. Melihat Kyle yang hanya mengambil nasi dan ikan, Devan berinisiatif mengambilkan semangkuk sup ke Kyle.
Kyle melihat apa isi mangkuk yang diberikan oleh Devan. Setelah melihat isi mangkuk tersebut, Kyle sedikit menjauh.
“Devan, ambil mangkuk itu.. cepat” ucap Kyle
“Itu kan sup, dari pada kau makan itu aja” balas Devan
“Aku sudah bilang jangan peduli denganku. Singkirkan mangkuk itu” ucap Kyle
“Kenapa sih, cuma sup juga aneh” Ucap Devan
“Kalau sup itu Kyle emang gak makan, nih” ucap Naya menyodorkan semangkuk sup ke Kyle
“Gak ada itu kan?” tanya Kyle
“Iya gak ada, udah makan sana” ucap Naya lalu berjalan kembali ke tempatnya duduk.
‘Ini kan sama-sama sup? emang bedanya apa?’ batin Devan
Devan membandingkan sup yang diberikan Naya dan sup di depannya. Setelah memperhatikan begitu lama, Devan akhirnya menyadari apa yang membedakan sup itu.
“Jangan mengatakan apapun, yang kau pikir itu benar. Jangan bilang-bilang” Ujar Kyle untuk menghentikan Devan mengatakan perbedaan sup tersebut.
“Hehe.. rupanya kau gak suka itu yah..” ucap Devan dengan senyum penuh arti
“Jangan berpikir lagi, makan sana” ucap Kyle sambil memakan makanannya.
Setelah selesai makan, mereka bersama-sama membersihkan tempat itu dengan membagi tugas agar cepat selesai. Setelah selesai membersihkan, mereka kembali ke tenda masing-masing. Sebelum ke tenda, Kyle berjalan menghampiri Naya dan Siska yang ingin ke tenda mereka
“Nay.. kamu pakai ini yah, jangan sampai dilepas dan jangan berikan sama orang lain sekalipun itu aku.. kamu tahu kan kalung ini?” ucap Kyle
“Aku tahu, tapi mengapa memberikanku kalung ini?” tanya Naya
“Apa kau lupa alasan setiap aku memberikan kalung ini?” ucap Kyle
“Apakah malam itu? kalau begitu aku akan hati-hati” ucap Naya
“Kalau begitu aku pergi dulu” ucap Kyle meninggalkan mereka berdua
“Kalian bahas apaan sih? gak ngerti aku” ucap Siska
“Gak usah dipikirin balik ke tenda yuk” ucap Naya sambil memakai kalung dengan liontin berwarna biru itu di lehernya.
By Muh. Irwan ali kelas XII dari SMAs Haji Agus Salim Katoi , Kec. Katoi, Kab. Kolaka Utara