Oleh: Aisyah Nur Adhayani*
Terbawa arus dalam sunyi
Hamparan kenangan masih tersaji pada setiap ombak-ombak
Pasir di pantai bertaburan, mencoba bercerita tentang perbedaan setiap dirinya
Terlihat lagi, bulir-bulir air pada ombak itu
Dilihat lagi, ia sedang bergemuruh tak menerima kenyataan
Pasir-pasir menjadi pelampiasan
Mereka kesakitan terkena derasnya kemarahan ombak
Ia memang tak terlihat berdarah
Ia memang tak terdengar menangis
Ia memang hanya terdiam
Tidak ada yang melihat, seolah-olah semua terpejam karena keindahan ombak
Tidak ada yang mendengar,yang didengarkan hanya suara tenang dari ombak
Mulutnya pun ikut membisu karena ketidakpedulian.
*Penulis adalah Siswi SMPN 1 Watansoppeng, Kelas 8.3
